Reynhard Sinaga: "Am I being raped?" Bahas Grooming Behaviour psikopat
- Resvia Afrilene
- Apr 3, 2020
- 5 min read
Kita bakal ngobrol soal kasus yang sempat hangat jadi perbincangan nih teman pena. Peristiwa yang bikin kita melongo, kaget, sekaligus bertanya-tanya, lah kok bisa sih. Hmm, yup, ini tentang kasus penjahat seksual berantai yang terjadi di Inggris, tepatnya di Manchester. Pasti udah pada denger kan nama si abang Reynhard Sinaga ini. Ya dong, soalnya dia orang Indonesia, dan netizen Indonesia kan gerak cepat gitu. Reynhard sukses bikin para juri dan hakim Manchester Crown Court bekerja ekstra dengan bertumpuk-tumpuk data kejahatan setelah mengumpulkan 159 dakwaan akibat memperkosa hampir 200 orang. Nah, sudah ada 48 pria pemberani yang mau speak up dan bersaksi di pengadilan, sekalipun mereka dilabeli status korban perkosaan yang tentu berat buat mental mereka.
Kalau kalian mau tahu lengkapnya kronologis kasus atau latar belakang pemerkosa berdarah dingin ini, sok banyak literatur dan link beritanya. Soalnya kali ini kita nggak akan ngobrolin itu, tapi kita bakal lebih fokus ke sisi kompleksitas kejahatan yang melibatkan psikopat. Yes, menurut aku 99,9% deh, Reynhard itu psikopat. Kenapa, kita bakal bahas. Selain itu, banyak banget netizen yang komentar penasaran. "Lah ini kan kasus udah dari tahun 2015 kejadian. Terkuak 2017, kok baru booming sekarang ya di Indonesia?" Menurutku, ini karena sistem peradilan dan jurnalistik di Inggris yang keren, protektif, dan nggak abai sama kesehatan mental orang-orang yang terlibat di dalam sebuah kasus. Khusus untuk bahasan ini bakal aku tulis di artikel yang berbeda ya, plus soal kemungkinan Reynhard diekstradisi.
Pertama, siapa disini yang kaget pas pertama tahu foto wajah Reynhard itu kayak apa? Pasti kalian pada ngomong dalam batin kan. "Wah lumayan ganteng lagi orangnya, duh sayang banget kelakuannya belok." I have to admit that I'm one of you guys. Kaget banget karena ternyata Reynhard itu bisa dibilang good looking dan punya wajah yang kind. Jadi pasti kalau kita ketemu dia in-person, nggak bakal curiga yang gimana-gimana. Apalagi kalau kita tarik dengan kasus-kasus penjahat seksual yang juga pernah bikin heboh di Indonesia. Misalnya kasus Siswanto alias Robot Gedek atau Ryan Jagal Jombang (bisa kalian ulik lagi kalau lupa ya). Ya bisa dibilang, Ryan dan Robot Gedek ini tidak terlalu memperhatikan penampilan ya kan.
Nah, setelah aku baca beberapa situs pemberitaan internasional seperti BBC, The Guardian, Oprah, Mirror UK, dan lainnya. Bisa aku simpulkan kalau penggambaran mereka Reynhard ini psikopat dengan level grooming behaviour yang kuat. Apasih grooming behaviour ini? Ketika aku telusuri lagi, rupanya narasi grooming behaviour hampir pasti muncul dalam kasus-kasus kekerasan seksual. Namun normalnya, anak-anak jadi korbannya. Hal ini bisa kalian cek di banyak organisasi perlindungan anak korban kekerasan sesksual internasional. Misalnya di laman Defence Innocent yang bahkan memberikan ciri-ciri penjahat sesksual jika diukur dari level grooming behaviour mereka.
Kalau dicari arti gampangnya, grooming behaviour ini adalah perilaku 'berdandan' seseorang. Namun ini cuma dalam arti sempit saja. Jika dalam kasus sexual abuse, yang didandani disini bukan cuma tampang, tapi juga perilaku dalam berhubungan, dan juga kepribadian. Selayaknya seseorang ketika mengenakan topeng untuk menutupi bagian-bagian tertentu yang kudu dirahasiakan. Grooming behaviour ini dibangun oleh para penjahat seksual dengan sedemikian rupa, biasanya tidak dalam waktu singkat. Sebab ada tahapan-tahapan yang dilalui si penjahat untuk berkuasa mengontrol para korban. Jadi mereka harus memenuhi beberapa fase nih. Mulai dari menarget korban, meningkatkan rasa percaya korban ke mereka, terus memenuhi kebutuhan para korban, dan lama-lama si penjahat bakal mencekoki korbannya dengan materi-materi seksualitas yang lebih ofensif. Well, indeed setelah itu tinggal kontrol korbannya melalui manipulasi-manipulasi yang membuat si korban takut untuk meninggalkan hubungan ini.
Reynhard bisa kukatakan sudah berada di level epic soal ini, dan berhasil jadi legend di Inggris. Ehem, iya, legenda cuy, disebut "evil sexual predator" bahkan di headline-headline koran Inggris. Jadi, dia berhasil memotong rantai grooming behaviour menjadi hanya 60 detik saja per korban. Dia menciptakan 'Reynhard versi yang lain' tiap kali membuka pintu apartemennya waktu dini hari untuk mencari mangsa. Cukup dengan kharisma. Bantuan, dan ya, sebutir pil bius mujarab. Canggih sih ni orang. Tanpa perlu mebangun rasa percaya seperti Robot Gedek dan anak-anak asuhnya selama berbulan-bulan. Tanpa harus terikat hubungan asmara bak Ryan Jombang dengan para korban juga. Satu dua kali teguk, Reynhard langsung berada di titik kontrol terhadap korban. Bahkan Reynhard malah berakting layaknya dia yang jadi korban percobaan pemerkosaan ketika mendapatkan perawatan akibat dipukul oleh korban terakhirnya. Yes, meniru adalah keahlian para psikopat.
Bagaimana bisa Reynhard melakukan kejahatan sebesar itu dengan rapi? Apa dia psikopat? menurutku iya. Apakah dulu dia korban kejahatan seksual juga? We have no clue, but I don't think so. Kenapa? Aku cuma orang awam yang suka serial novel atau film kriminal sih. Yang kerjaannya kepo kasus-kasus thrilling dari laman berita, atau sekadar kanal youtube semacam Detektif Reomit. Tapi menurutku memang kejahatan yang rapi begini justru dilakukan psikopat yang sebelumnya tidak punya pengalaman di kondisi yang sama. Yang ada di benak Reynhard adalah rencana, rencana, dan rencana untuk memenuhi kepuasan psikologisnya. He could definitely imagine how the things have to run. Tanpa sisi emosional. Berbeda dari kasus Robot Gedek dan Ryan Jombang yang memang terkait hubungan erat dengan para korbannya. Dengan korban acak, probabilitas kejahatan Reynhard terkuak makin minim.
Hah, jadi maksudnya psikopat dari lahir begitu? Yup, bisa dibilang demikian. Begini penjelasannya. Dalam pembahasan bersama ahli neuroscience Ryu Hasan disebutkan bahwa psikopat merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk berempati. Gangguan tersebut terjadi di dalam bagian otak yang namanya amygdala. Bentuknya hanya sebesar biji kacang almond. Fungsinya sebagai pusat reaksi saraf akibat kejadian-kejadian tidak menyenangkan. Nah, singkatnya, dalam diri psikopat, fungsi ini tidak bekerja dengan baik. Sehingga dia tidak mampu menempatkan dirinya di posisi tersakiti, a.k.a nihil empati gitu lo teman pena. Sebuah artikel dirilis Mental Floss atas berbagai penelitian otak manusia menunjukkan bahwa amygdala bertanggung jawab penuh atas kemampuan seseorang merasakan takut, risiko, dan ketergantungan. Jadi kalau sudah ada kerusakan di bagian amygdala seperti yang dialami para psikopat, mereka bakal kesulitan merasa takut, bisa jadi mereka terus merasa lapar. Selain itu, gairah seksual pun meningkat berkali-kali lipat, kelelahan mental akan memantik mereka melakukan hal-hal berisiko. Semua ciri-cirinya klop sama Reynhard kan.
Nah, apakah sisi psikopat ini bisa dikenali? Bisa, tapi memang bukan hal yang mudah. Bahkan kecanggihan teknologi ilmu saraf kekinian tidak bisa akurat mendiagnosis kondisi ini. Psikopat bukan kondisi dalam spektrum hitam putih. Oh kamu psikopat, saya bukan. Tidak demikian. Psikopat lebih kepada sebuah kecenderungan yang berhadapan dengan sisi baik manusia. Bisa jadi seseorang punya bakat psikopat secara genetik, namun lingkungan mendukungnya untuk menaklukkan kecenderungan itu, sehingga fungsi amygdala stabil-stabil saja. Namun, sifat-sifat psikopat yang mungkin muncul sejak individu di usia anak-anak bisa diperhatikan ya teman pena. Misalnya sikap yang sering menyiksa hewan, memukul teman, tak pernah merasa takut, atau kenyang, bahkan jika kerap bermain dengan hal-hal yang berisiko. Hayo, ada kan yang pernah melihat bocah dengan tanda-tanda begini. Mereka harus segera dapat pengarahan yang baik supaya nggak menganggap hal-hal tadi lumrah loh!
Melihat tanda-tandanya, aku rasa penting banget buat kita memupuk kepekaan naluri dan intuisi sebagai sesama manusia. Yang paling simpel, kepada siapapun, cobalah untuk saling menambah sikap altruisme. Altruisme adalah kebalikan dari egoisme. Jadi jangan egois! Cobalah untuk memahami dan menempatkan diri dalam keadaan orang lain sebelum kalian bertindak, atau berbicara. Jangan gampang-gampang menyalahkan orang lain, karena bisa jadi, seseorang dengan bakat psikopat dalam kondisi stabil akan terpantik emosinya apabila sikap sekitar dirasa mengintimidasinya. So, lebih caring, dan loving aja ke orang-orang di sekitar kita. It'll bring a lot of warm ambience for us. Bahkan, bisa jadi kata-kata ramah kalian bisa menyelamatkan sebuah jiwa yang sedang merasa kosong.
Kalau memang terbukti Reynhard tidak pernah menjadi korban pelecehan seksual, artinya dia punya bakat psikopat, dan mungkin lingkungan Inggris yang lebih liberal membuat dia tidak terkontrol. Sekali lagi, ini bukan persoalan preferensi seksual ya teman pena. Ini murni karena individu Reynhard sendiri yang punya bakat psikopat, dan menciptakan dunia sesuai otaknya sendiri. Dia sudah berada di titik ekstrem. Aku pribadi lebih ke kasihan sama dia dibanding ingin mengumpat atau apa seperti netizen yang lain. Dia sakit, tapi dia bahkan tidak sadar what's going on. Dia bahkan bisa melontarkan jawaban santai saat ibunya menanyakan soal video ratusan jam berisi adegan kejahatannya itu. "I like to do it. It's like documentary movie for me," katanya. Miris ya teman pena. Yuk berdoa supaya Reynhard lebih baik setelah menjalani semua proses ini.

Comments