5 Bahasa Cinta yang Harus Kamu Pahami
- Resvia Afrilene
- Apr 15, 2020
- 6 min read

Kamu nggak pengertian. Dari dulu nggak berubah, nggak peka banget sih!
Ada nggak yang pernah ngomong kayak gini ke pasangan kalian. Atau sebaliknya, pacar, suami/istri, orang tua, sahabat, rekan kerja, kalian pernah mengutarakan hal semacam ini ke kalian. Bisa jadi, kita pernah merasakan keduanya, entah itu secara bergantian atau bahkan bersamaan di satu waktu. Lebay, alias berlebihan, mungkin itu yang kalian pikirkan saat seseorang mengatakan hal itu ke kalian. Tapi, buat kalian yang merasa orang lain kurang pengertian ke kalian, pasti kalian bakal emosi kan?
Bisa juga begini, kalian merasa sudah berusaha membahagiakan kekasih dengan cara kita. Kamu memberinya bunga atau hadiah setiap bertemu, dan kamu juga tak pernah lupa memujinya. Tapi dia masih saja sering meragukan bahwa kamu sayang sama dia. Tidak hanya kepada pasangan saja, ke orang tua/anak pun sama. Para orang tua merasa sudah memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Mereka pun sudah sering memberikan barang-barang yang pasti dibutuhkan. Tapi terkadang si anak tetap merasa kurang kasih sayang.
Kenapa ya?
Ketidaksepahaman seperti ini bisa terjadi karena kita nggak paham tentang bahasa cinta. Apa, cinta ada bahasanya? Kayak lagu aja hehehe. Ada dong guys, secara ilmu psikologi, cinta itu memiliki beberapa bentuk bahasa.
The Five Love Languages
Salah satu buku paling terkenal yang membahas soal cara baru menganalisis sisi emosional perasaan cinta adalah buku karya Dr. Gary Demonte Chapman. Pria kelahiran Amerika Serikat 82 tahun silam itu dikenal sebagai seorang pastur senior di Calvary Baptist Church in Winston-Salem, North Carolina.
Nama Pak Gary makin dikenal sebagai penulis dan pembicara di berbagai seminar internasional pasca menerbitkan buku fenomenal berjudul The Five Love Languages. Awalnya aku pun ragu saat akan membeli bukunya karena takut isinya terlalu klise dan subyektif. Apalagi dia menulisnya di tahun 1995, aku masih umur 2 tahun gengs, jadi sempat berpikir jangan-jangan dia menuliskannya dari segi keagaamaan dan terlalu konservatif. But believe me, it didn’t happen.
Fortunately, Pak Gary menulis bukunya dengan cukup logis dan ringan. Dia menggunakan contoh, analogi, dan metafora yang renyah sekaligus lucu. Dia menjabarkan lima bahasa cinta yang paling universal dengan bisa banget kalian terapkan dalam banyak bentuk hubungan. Literally nggak cuma buat urusan hubungan asmara doang.
So, makhluk apasih bahasa cinta itu? Dan kenapa penting buat kita memahaminya?
Jadi gampangnya begini, bahasa cinta itu adalah how do you give and receive love. Seperti apa kamu mengekspresikan cinta, dan bagaimana ekspektasimu terhadap seseorang yang mencintai kamu. The Five Love Languages mendeskripsikan bagaimana kita merasakan dan menghargai cinta. Cara manusia mengekspresikan kasih sayang mereka beragam, kebanyakan sesuai dengan karakter mereka.
Misalnya, para introvert akan canggung jika banyak mengeluarkan kata pujian atau sentuhan yang berlebihan ke pasangan, apalagi di depan umum. Sementara, si extrovert bisa jadi menunggu kalimat-kalimat yang bikin mereka berbunga-bunga. Ini tidak selalu sih, tapi begitulah gambarannya. Memahami bahasa cinta yang bermacam-macam tendensinya dari individu di sekitar kita pastinya bikin hubungan lebih mendekati ekspektasi masing-masing dong.
Nah, Pak Gary Chapman membagi bahasa cinta dalam lima kategori. Kelimanya penting, bisa jadi kamu mementingkan semuanya, tapi menurut dia, setiap individu pasti memiliki satu bahasa cinta yang paling mereka pegang teguh. Semacam kalau nggak begitu ya artinya pasangan kamu nggak cinta sama kamu. Jadi bahasa cinta ini bisa dibilang kayak rumus gitulah guys. Apa aja sih bahasa cinta itu?
Words of Affirmation
Jika kalian mengekspresikan cinta dengan menggunakan kata-kata berarti kalian memiliki bahasa cinta words of affirmation. Kamu suka mengirim puisi manis, memuji pasanganmu, memperhatikan detail tiap perubahannya dan mengatakan bahwa kamu menyukainya. Kata-kata baik atau positif adalah bentuk semangat bagi pemilik bahasa cinta ini. Sebaliknya, komentar negatif bisa sangat menyakit dia dan pasti bakal dipikir secara serius sama orang-orang dengan bahasa cinta words of affirmation.
Jika kamu memiliki pasangan dengan bahasa cinta ini, hargai setiap usahanya menyenangkan kamu dengan kata-kata, sesederhana apapun itu. Puji dia di setiap upayanya menjadi lebih baik buat hubungan kalian. Misalkan dia dulu selalu ceroboh, melupakan dimana dia meletakkan barang, jangan lupa mengapresiasinya dengan kata-kata ketika dia mulai rapi dan lebih teliti. Hal itu akan membuat dia merasa sangat dicintai.
“Sekarang kamu sudah nggak ceroboh lagi ya. Aku bangga. Keep it up honey,” misalnya.

Acts of Service
Kalau pasangan kamu tipe orang yang tegas dan nggak banyak bicara, maybe bahasa cinta ini jadi yang paling penting buat dia. Pemilik bahasa cinta acts of service punya motto, actions speak louder than words, or talk less do more. Jadi mereka-mereka ini adalah orang yang merasa dicintai kalau pasangan melakukan sesuatu buat mereka dengan effort.
Misalnya masakin sarapan, bantu bersihkan rumah, mau menjemput, atau sekdar bikinin kopi waktu kita kerja. Kalau Pak Gary sih kasih nasihat gampang. Kita diskusikan saja sama pasangan tentang hal-hal apa yang bisa dilakukan bersama untuk membuat hidup lebih ringan, alhasil hubungan juga bakal makin kompak. Coba deh kalian tonton channel youtube tentang pasangan yang bangun tiny house bareng sebagai DIY project mereka. Semua pasti bilang kalau hubungan mereka makin erat berkat proses itu.
Tapi ada satu kata kunci disini, happiness. Artinya, orang dengan bahasa cinta ini bakal senang aja melakukan sesuatu buat kekasih mereka dengan cara ini. Dan mereka juga berekspektasi akan diperlakukan sama. Beda kasus kalau kamu memaksa pasangan ngelakuin hal aneh-aneh ya guys, apalagi kalau mereka merasa keberatan. Ada tiga kemungkinan sih kalau ini terjadi. Either mereka nggak sayang kalian, mereka bahasa cintanya nggak sama acts of service, atau simply karena permintaan kalian keterlaluan hehehe.
Receiving Gifts
Dari sebutannya saja kalian pasti sudahpaham ya bahasa cinta ini mengarah kemana. Buat para cewek mungkin langsung bersorak dalam hati. Nah kan bahasa cintanya aja ada, jadi wajar kalau cewek minta kado ke cowoknya, ini bahasa cinta aku banget. Hayo ngaku ada nggak yang berpikiran kayak gini? Ya ya ya, memang ada guys bahasa cinta dibalik sebuah hadiah buat orang terkasih, pesan dibalik barang ini bisa jadi sangat kuat melekat di hati si penerima.
Bukan berarti pemilik bahasa cinta ini materialistis ya teman-teman. Tetap kelihatan kok menurutku mana orang matre yang kelewatan dengan mereka yang secara alami memiliki bahasa cinta ini. Pemilik bahasa cinta ini biasanya mengasumsikan kebesaran cinta dari seberapa meaningful and thoughtful sebuah kado, so ini bukan soal harga dari barang itu ya. Bahkan bisa jadi hal simple aja deh, misalkan membelikan es krim rasa favoritnya saja bisa jadi sesuatu yang besar.
“The thing that works best is picking the right gift that shows you understand your partner and the effort you made to express love,” says Chapman.
Quality Time
Lanjut, ini salah satu bahasa cinta teratas aku, penting banget menurutku, apalagi di masa-masa digital yang kadang menguras waktu kita kan ye. Yep, quality time penting banget dalam sebuah hubungan teman pena. Buat kita yang memiliki bahasa cinta ini, waktu utuh yang dipersembahkan seseorang buat kita adalah ibarat emas. Waktu berbincang, bercerita, saling tatap, diskusi, membicarakan banyak hal konyol tanpa gangguan sambil ini itu adalah waktu paling berkualitas.
Jadi, jika pasangan kamu seperti aku yang menganggap bahasa cinta ini sangat penting, cobalah sediakan waktu spesial buatnya, bahkan jika hanya 30 menit sehari. Tapi waktu itu benar-benar jadi waktu kalian berbagi rasa, aku rasa dia akan sangat menghargai dan bisa merasakan kalau kamu sayang dia. Dedikasikan waktu itu buat dia. Jangan lepaskan pandangan kamu dari dia, pahami setiap rasa yang dia tumpahkan, saling menguatkan. Hal ini juga menurutku penting banget untuk bentuk hubungan dengan orang tua, sahabat, rekan kerja, dan lainnya. Jadi motto pemilik bahasa ini adalah, love for someone who spare time for us, not for them who come in their spare time.

Physical Touch
Sentuhan fisik bisa jadi punya kekuatan emosional terbesar. Itu sebabnya bayi yang baru lahir, pasti belum mengerti arti rasa cinta akan merasa nyaman jika diberi sentuhan fisik dengan lembut, digendong, dicium, dibelai. Bagi orang-orang dengan bahasa cinta ini, tidak ada yang lebih berdampak daripada sentuhan fisik pasangan mereka. Mereka tidak harus menjadi Public Display Affection (PDA) yang over-the-top, tetapi mereka merasa lebih terhubung dan aman dalam suatu hubungan dengan berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dll.
Jika sentuhan fisik adalah bahasa cinta utama pasangan kamu, mereka akan merasa tidak dicintai tanpa kontak fisik. Semua kata dan hadiah di dunia tidak akan mengubahnya. Mereka ingin merasa kamu dekat, tidak hanya secara emosional, tetapi secara fisik. Eits, tapi kita bicara dalam konteks positif ya teman-teman. Sentuhan fisik disini harus tanpa paksaan, penindasan, atau pun unsur-unsur yang tidak kalian sepakati bersama. Menurut pendapatku sendiri, hal-hal seperti ini bersifat konsensual, sadar konsekuensi dan harus penuh tanggung jawab.
Tidak bisa dipungkiri kan tapi bahwa sentuhan fisik adalah cara paling langsung untuk mengkomunikasikan cinta. Selama itu dilakukan dalam suasana yang penuh cinta dan tidak menindas, sentuhan fisik bisa menjadi yang paling efektif dari bahasa cinta. Itu menenangkan, menyembuhkan, dan meyakinkan. Sekalipun sentuhan fisik itu hanya sederhana. Misalnya kalian mengelus rambut pasangan saat dia bertingkah lucu, memegang tangan saat mau menyeberang jalan bareng, atau sekadar menepuk bahu mereka ketika ingin memberi semangat.
Tina B. Tessina, seorang psikoterapis dan penulis buku Dr. Romance Guide to Find Love Today juga melihat manfaat dari penggunaan istilah bahasa cinta untuk menunjukkan cinta. Memahami cara diri sendiri dan pasangan mengekspresikan cinta, serta mengapa beberapa hal tidak berhasil di antara hubungan kita dan orang lain. Dr. Gary Chapman juga selalu menekankan bahwa butuh proses untuk mempelajari yang mana bahasa cinta utama pasangan atau orang terkasih kita, yang mana bisa jadi berbeda dengan kita. Selain itu, bahasa cinta juga bersifat dinamis seiring kedewasaan seseorang. Menurutnya, hal itu tidak jadi masalah selama keduanya mau saling belajar bahasa cinta masing-masing.
So, yang mana bahasa cinta kamu dan pasangan? Sekarang kita bisa lebih bijak ya, jangan egois lagi dan maunya dipahami terus bahasa cinta kita tanpa mau memahami bahasa cinta orang lain.
#5lovelanguages #relationship #psychology #expresslove #longlastinglove #wordsofaffirmation #physicaltouch #receivinggifts #qualitytime #actsofservice #GaryChapman
Comments