Thrift Shopping a.k.a Pasar Loak Modern
- Resvia Afrilene
- Apr 4, 2020
- 7 min read
Mupeng baju baru. Buka Instagram. Ketik ketik ketik. Banyak sih pilihan baju kece dan kekinian, tapi harganya nggak pas di dompet. Atau lagi ngidam banget beli baju dari merk high-end, tapi harganya selangit. Aha, coba deh berselancar lagi di Instagram pakai tanda pagar (tagar) thriftshop. Nah ini baru pas. Ada yang sering merasa begitu nggak? Memang, tren fesyen yang makin beragam menyuguhkan tantangan tersendiri buat para fashionista. Salah satunya saat harus mengikuti tren busana dengan budget seadanya.
Seiring dengan bergeraknya permintaan busana yang kian tinggi dan up-to-date, bisnis busana bekas layak pakai pun ikut melejit. Istilah preloved clothing atau thrift shopping makin viral. Arti dari “thrift” itu sendiri adalah penghematan, sedangkan “shopping” adalah berbelanja. Jadi singkatnya, thrift shopping adalah metode berbelanja yang bertujuan untuk penghematan. Penghematan disini maksudnya adalah berbelanja barang second atau bekas yang masih layak pakai. Ini bertujuan agar biaya yang dikeluarkan tidak sebesar pada saat kamu berbelanja biasa.
Faktor Pendukung Thrift Shopping Happening
Sempat mengalami pasang surut karena serangan industri factory outlet di awal tahun 2000-an, budaya thrft shopping alias berburu barang secondhand kembali mengalami kebangkitan setelah tahun 2010. Penikmatnya bukan cuma rakyat kere, tapi bahkan para parlente yang haus untuk selalu tampil bak manikin new release di etalase-etalase butik kenamaan. Menjamurnya toko yang menyediakan busana bekas layak pakai ini paling kentara dari banyaknya akun Instagram yang bisa ditemukan dengan dua hashtag tadi.
Jika kamu coba, ada jutaan jejak hashtag di Instagram yang menunjukkan took-toko busana preloved. Itu kalau dicari dengan dua kata kunci di atas, belum lagi dengan kata kunci serupa lain. Para thriftshopper, alias pemburu barang bekas pasti sudah taka sing lagi dengan berjibunnya took-toko barang preloved. Ada yang menyediakan barang bermerk dengan potongan harga menggiurkan. Bisa ditemukan juga toko-toko online yang menjajakan pakaian-pakaian secondhand tanpa merk, asal kerenlah pokoknya.
Biasanya sebuah toko barang-barang bekas ini akan mengklasifikasikan dagangan mereka. Maksudnya, ada ragam busana tertentu yang jadi spesialisasi untuk dijual. Contohnya @bukanbarangbiasa.id, disini kamu bisa menemukan aneka item fesyen dengan warna-warna nyentrik, mulai dari neon sampai metalik. Nah buat kalian pecinta gaya berbusana yang minimalis, bisa banget buka akun @youpoppin. Ada juga yang focus ke penjualan kaus dan celana oversized, yaitu thrift shop bernama @chapamamba. Penggemar sweater dan jaket aneka motif, pas banget buat berburu di @mimoca.co. Atau kamu yang suka tampil girly, cek deh akun @cantolanlama. Banyak kan pilihannya?
Tempat-tempat untuk melakukan thrift shopping ini juga tak hanya secara daring melalui aplikasi Instagram atau marketplace lain. Bagi pecinta busana preloved yang lebih suka memilih langsung pakaian mereka, banyak lokasi bazar khusus yang menjualnya. Misalnya saja di DKI Jakarta ada Pasar Senin, Pasar Baru, Blok M, dan juga Taman Puring. Ada pula spot-spot marketplace offline yang sekarang mulai gampang ditemukan khusus untuk busana-busana preloved.
1. Kebutuhan Fesyen Kekinian yang Tinggi
Banyak banget penyebab kemunculan gaya hidup thrift shopping ini. Seperti yang sudah disebutkan di atas, nomor satu memang karena kebutuhan tren fesyen yang bergerak dinamis. Tak semua orang mampu mendapatkan busana yang dianggap ‘keren’ atau ‘kekinian’ dengan harga pas di kantong. Digitalisasi dan globalisasi juga turut mendorong perilaku masyarakat untuk mengikuti tren busana para beauty influencer yang senantiasa berdandan maksimal. Nggak bisa dipungkiri kalau seseorang pasti ingin bergaya bak sang idola di media social. Keinginan untuk eksis melalui gaya busana yang chic pun didambakan generasi milenial. Tak hanya itu, kondisi melek fesyen juga membuat orang-orang tak segan memburu barang branded meskipun hanya mampu membeli produk bekas.
Meskipun pola belanja di thrift shopping dapat dikategorikan sebagai bentuk baru konsumerisme, namun banyak juga hal positif yang bisa didapatkan dari berburu barang preloved lho! Keuntungan pertama, jelas karena harganya yang lebih murah. Kapan lagi bisa tetep stylish tanpa merogoh kocek dalam? Ditambah lagi, meski harga aslinya sudah terbilang murah, kamu juga bisa tetap menawar harga di beberapa toko. Tapi tenang aja, walaupun harganya terpaut jauh berbeda di online store, thrift shopping nggak bakal bikin kamu harus makan mi instan plus telor ceplok di akhir bulan kok. Bayangkan saja, Harga kemeja Tommy Hilfiger dengan kondisi 80 persen masih bagus cuma dihargai Rp30 ribu di Pasar Senen Jakarta Pusat. Seperti juga jacket outdoor merek The North Face, harganya bisa dinegosiasi, paling bisa diperoleh dengan membayar Rp80 ribu. Padahal jika beli di tempat aslinya, harganya bisa mencapai jutaan. Tentunya harga itu bukan barang baru melainkan barang bekas pakai tetapi kondisinya masih layak pakai.
Thrift Shopping = Environmentalist
Kedua, kalua kita menggunakan kembali baju-baju bekas, itu berarti mengurangi demand pembelian baju, dan dalam jangka panjang mungkin akan membuat pabrik mengurangi jumlah baju baru yang diproduksinya. Dan karena produksi baju baru berkurang, artinya limbah pabrik dan polusi juga berkurang. Wow, kalau dipikir-pikir ternyata dampaknya sampai sejauh itu ya. Berdasarkan catatan Value Village, perusahaan retail global di bidang baju, aksesoris, dan peralatan rumah bekas, Amerika Utara menyumbang sampah tekstil sebanyak 12 juta ton setiap tahunnya. Dan dari seluruh sampah tekstil tersebut, 95% diantaranya masih dapat digunakan lagi atau didaur ulang. Mereka juga mencatat bahwa mereka telah berhasil menyelamatkan sebanyak 317 juta kilogram pakaian bekas dari tumpukan sampah melalui metode penyortiran baju bekas yang mereka lakukan. Dengan membeli baju bekas, kita juga berkontribusi terhadap pengurangan sampah baju yang pada dasarnya masih layak pakai. Menurut Lindsay Coulter yang merupakan aktivis lingkungan dari Yayasan David Suzuki, sampah tekstil juga tergolong sebagai sampah yang sulit terurai; terlebih pada bahan yang dibuat dari polyester, spandex, nylon, dan rayon yang merupakan bahan non-biodegradable.
You Can Pursue Limited Style
Selain itu, sering sebel nggak sih kalo tiba-tiba kita papasan atau melihat orang yang bajunya kembar kayak kita? Perlu diingat, pabrik-pabrik baju nggak bikin khusus dan spesial buat kita. Eits, tapi jangan sebel lagi, hal itu nggak akan terjadi lagi kalo kita thrift shopping karena rata-rata baju yang dijual hanya ada satu model aja. Kalau pun sama, mungkin emang mirip aja, tapi sebenernya nggak sama- sama banget kok.
Bagi para penggila fesyen, belanja secara thrift shopping ini menguntungkan banget. Soalnya mumpung harga baju-baju thrift shop murah, gak ada salahnya buat sedikit keluar dari zona nyaman cara berpakaianmu. Kalau ternyata emang nggak cocok, we guess there’s nothing to lose, ‘toh kamu gak keluarin biaya yang besar untuk baju itu dan kamu juga tetap bisa jual kembali ke orang lain. Menarik bukan? Jadi kita bisa eksplorasi sense-of-fashion kita sendiri, which is fun ya.
Ladang Bisnis Anak Muda
Thrift shopping bisa banget lo jadi ladang bisnis buat kalian. Karena lagi hype banget, online thrift shop diburu di mana-mana nih. Apalagi di Instagram. Baru dua menit di-upload aja caption-nya udah berubah jadi “booked” atau “sold out”. Nah karena sedang diburu banyak orang, ini bisa jadi kesempatan buat kamu berwirausaha. Karena selain bisa menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini, katanya profit-nya juga lumayan gede lho! Kalau kamu penggila thrift shopping pasti udah tau kalau biasanya banyak barang kece dari merek luar negeri yang masih bagus banget. Nah, kalau hoki dan teliti mencari, biasanya bakal dapat jackpot! Label terkenal, kualitas masih oke, ditambah harga yang supermiring. Bisa dipake, bisa juga dijual lagi.
Social Donation Campaign
Yang terakhir, ini penting nih, dengan berbelanja secara preloved yang kamu incar begini, kamu bisa sembari menyaring baju-baju yang sekiranya sudah nggak terpakai. Eits, layak pakai tapi sudah nggak fit maksudnya. Nah, baju-baju itu bisa kalian donasikan ke saudara-saudara yang membutuhkan. Atau bisa juga borong pakaian tdari thrift shop untuk donasi, jadi lebih hemat. Yuk komitmen, setidaknya jika ada satu baju baru kita beli, minimal ada satu baju juga yang kita donasikan. Jadi baju-baju nggak numpuk di kita padahal nggak terpakai.
Hal ini juga yang mendasari aku memulai usaha thrift shopping bareng adek beberapa waktu lalu. Usai menjalankan aksi donasi baju, aku terpikir untuk membuka bisnis ini karena masih banyak sekali baju layak pakai yang menumpuk. Pertama pengin balance antara yang didonasikan dan dijual saja sih. Soalnya sambil jualan bisa ajak teman lain ikut donasi baju mereka. Kadang ada yang ragu kalua cuma diajak donasi saja. Kita memulai bisnis dengan modal baju sendiri dan sistem titip dari kawan-kawan. Pakaian branded, sampai koleksi busana vintage bisa ditemukan di 'toko' kita dengan harga bersahabat. Supaya tak terlewat, kita memberi deadline waktu upload foto katalog dengan periode donasi baju. Jadi habis filter baju-baju, foto katalog pasti. Separuh dijual, yang lain buat donasi.
Buat teman-teman yang masih malu atau ragu berbelanja di thrift shopping, jangan salah sangka! Sebenarnya budaya membeli pakaian bekas sudah ada sejak lama lo. Hampir di semua wilayah pasti memiliki pasar loak yang menjual aneka barang bekas, termasuk busana. Di wilayah kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, keberadaan pasar loak yang menjual busana sudah menjadi salah satu tonggak penggerak ekonomi sejak lama. Jika Jakarta memiliki Pasar Senen, Pasar Baru, dan Blok M. Surabaya juga punya Pasar Pagi Tugu Pahlawan, Pasar Gembong, Pasar Blauran Baru. Kalua mau yang kekinian dan serasa lagi belanja di mall, jangan lewatkan event bazar preloved clothing seperti Sunday Market. Bandung yang juga dikenal sebagai kota garmen ini juga jadi surga berburu barang bekas paling diminati. Di sana ada Pasar Astana Anyar, Pasar Cimol Gedebage, Pasar Jumat Pusdai, sampai Gang Nata. Mau yang lebih terkesan muda, sok deh mampir ke acara kampanye #tukarbaju Zero Waste Indonesia juga bisa.
Tips & Trick

s
Nah, berikut tips dan trik buat kamu-kamu yang mau berbelanja barang-barang preloved supaya nggak salah pilih ya. Kalian harus mulai dengan riset dimana enaknya berburu baju-baju preloved. Bisa jadi Instagram bakal menjadi tempat yang pas untuk memulainya. Bisa juga kamu nonton banyak youtuber yang menyediakan konten thrift shopping. Mereka biasa mengulas pakaian-pakaian yang mereka beli. Mulai dari kekurangan dan kelebihannya. Bahkan tak jarang dari mereka memberi tips dan trik untuk mix and match pakaian bekasmu agar terlihat keren dan kece saat digunakan. Dari situ pula kamu bisa mendapat inspirasi pakaian apa saja sih yang akan kamu beli.
Sabar, berburu pakaian secondhand yang benar-benar masih layak pakai dan sesuai selera kalian memang butuh ketelitian. Jadi take your time guys. Jangan membeli karena hanya ingin, tapi sesuaikan dengan item-item busana yang sudah kalian miliki. Jadi kebayang tuh mix-and-match yang bakal kece kalua mereka dipakai bersama. Setelah itu, tawar dong, boleh banget selama di tokonya nggak ditulis fixed price ya. Kalian juga berhak meminta foto detail pakaian itu jika belanja secara online. Terakhir, cara perawatan setelah membeli, jangan langsung dipakai ya, kecuali di penjual sudah terpercaya me-laundry-kan baju-baju yang mereka jual. Trik pertama yang paling mudah adalah kamu harus mencuci pakaian bekas yang kamu beli hingga benar-benar tercuci bersih atau kamu bisa menggunakan jasa laundry. Trik kedua bila kamu mencuci sendiri adalah kamu bisa merebus pakaian yang sudah kamu cuci sebelumnya. Langkah ini bertujuan untuk membasmi jamur dan bakteri yang bisa saja ada pada pakaian bekasmu. Trik ketiga adalah setrika pakaian yang sudah kamu cuci. Pastikan kamu menyetrika pakaian dengan suhu yang panas. Ini masih bertujuan untuk membunuh virus dan bakteri yang mungkin ada di pakaian bekasmu. Nah, sekarang nggak ragu lagi kan belanja di thrift shop, eits jangan lupa sisakan baju untuk donasinya ya!

Comments